“Rakyat Dijerat Harga Beras Mahal di Daerah Berstatus Tertinggal, Wakilnya “Geugeuleuyeungan” Dengan Mobil Dinas Baru, Pejabat Pemkab/Setda pun Akan Berganti Mobil Dinas Baru Bernilai Sekitar Rp1,5 juta”.
Garut News ( Kamis, 16/2 ).
Pimpinan Daerah Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (PD HIMA PERSIS) Garut, diketuai Muhammad Ryan Alviana berunjukrasa bersamaan para petinggi dan birokrat Pemkab/Setda setempat, mengikuti rapat paripurna istimewa DPRD Puncak Peringatan ke-199 “Hari Jadi Garut” (HJG), Kamis.
Mereka juga menyiapkan kotak amal, memohon sumbangan koin untuk mobil baru anggota dewan, kemudian kotak amal tersebut diserahkan kepada dewan melalui Sekretaris Dewan (Sekwan), Farida Susilawati, SH. M.Si.
Pengunjukrasa mengutuk keras rencana pembelian mobil inventaris dinas anggota dewan bernilai sekitar Rp3,6 miliar, karena dinilai tidak sesuai aspirasi rakyat, sehingga mereka menolak keras pengadaan mobil mewah, dan mendesak agar wakil rakyat membatalkan keinginannya.
Aksi unjukrasa diawali di Bundaran Simpanglima (Simlim), berorasi bergantian sambil membawa poster kertas karton bertuliskan kecaman rencana pembelian mobil mewah bagi anggota dewan.
Mereka pun membagikan selebaran kepada para pengguna jalan, sambil membawa sebuah kotak amal bertuliskan mohon sumbangan koin untuk pembelian mobi baru anggota dewan, selanjutnya diserahkan kepada DPRD Garut, diterima Sekretaris Dewan, Farida Susilawati.
Dari Bundaran Simlim, massa menunju Gedung DPRD tetapi tidak bisa memasuki gedung yang penuh sesak dengan tamu undangan, maka hanya bisa berorasi di depan gerbang utama dengan penjagaan ketat aparat kepolisian.
Alasan pembelian mobil dinas untuk meningkatkan kinerja, dinilai sangat tidak mendasar dan terkesan terlalu dibuat-buat, sebab katanya, motivasi dan semangat kerja tidak hanya diukur dengan fasilitas mewah, melainkan dengan faktor mental dan integritas yang saat ini melemah, tandas pengunjukrasa dengan nada lantang.
Mereka sangat menyesalkan keinginan anggota dewan tersebut, karena tidak efektif dan efisien, bahkan cenderung sebagai pemborosan, lebih bijak jika anggaran itu dialokasikan menunjang kesejahteraan rakyat.
Saat ini, di Kabupaten Garut terdapat sekurangnya 18.000 rumah tidak layak huni, ribuan rakyat menderita akibat kelaparan serta ratusan diantaranya bergizi buruk, tetapi wakil rakyat menutup mata.
Anggota dewan diwakili Dedi Mulyadi (Kabag Risalah) dan Farida Susilawati (Sekwan) bersedia menemui mereka, Dedi berjanji menyampaikan aspirasi massa terhadap unsur pimpinan DPRD. ***(Aji/ Taufiq Hidayah/ John).
Penyandang Masalah Sosial
Dari Garut juga dilaporkan, dari delapan RW di Kelurahan Sukajaya Tarogong Kidul, kini terdapat sekurangnya 241 penyandang masalah sosial, terdiri 71 buta aksara mulai berusia 11 tahun, 133 lanjut usia (lansia), 14 warga cacat mental serta 23 warga cacat fisik.
Informasi tersebut dihimpun relawan Unit Pengelola Sosial (UPS), pada Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM), Paguyuban Warga Kelurahan (PWK) Sukajaya, Tarogong Kidul.****(John).
Jangan Terus Menghujat Wakil Rakyat……!
Oleh John Doddy Hidayat
Saudaraku rakyat miskin di Indonesia….!!!!
Janganlah terus-menerus menghujat DPR,
Karena mereka sebenarnya sudah mewakili semua kepentingan rakyat,
Rakyat miskin mau kaya, sudah mereka wakili,
Rakyat miskin mau mobil mewah, juga telah mereka wakili,
Rakyat miskin mau rumah mewah pun, telah mereka wakili,
Rakyat mau gaji gede, diwakili pula oleh mereka,
Bahkan rakyat mau tempat kerja nyaman, sudah diwakilinya,
Malahan Rakyat mau jalan-jalan ke luar negeri, sudah diwakili mereka,
Jadi seluruhnya sudah terwakili, toch.,
Kenapa masih dibilang, DPR tak kerja.. sikh…….(Wasss…John).
sumber: http://garutnews.com/?p=7256
Tidak ada komentar:
Posting Komentar