Selasa, 01 November 2011
Pernyataan Sikap Hima Persis terhadap Penganiayaan Ikbal
- Mengutuk tindakan represif dan penganiayaan yang dilakukan oleh Paspampres dalam menangani insiden tersebut dan menuntut aparat penegak hukum untuk menangani masalah tersebut.
- Menuntut kepada Komandan Paspampres untuk meminta maaf kepada Organisasi hima Persis dan saudara Ikbal Sabarudin yang telah melakukan penghinaan dan juga pencemaran nama baik. Apabila dalam 2x24 jam tuntutan tersebut tidak direspon, maka kami akan menempuh jalur hukum.
- Menuntut Pemerintahan SBY-Boediono untuk serius menangani problem bangsa (pemberantasan korupsi, penegakan hukum, kesejahteraan rakyat, disintegrasi bangsa dll).
- Menuntut SBY-Boediono dengan legowo untuk mundur dari jabatannya apabila sudah tidak mampu memimpin bangsa ini.
HARI SUMPAH SERAPAH INDONESIA
Stadion Siliwangi, 28 Oktober 2011 saat peringatan hari Sumpah Pemuda ke 83 yang dihadiri Wapres Boedioneo, Menpora Andi, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan serta Pangdam III Siliwangi, Muhammad Munir dan Kapolda Jabar Irjen Putut Eko Bayuseno, dikejutkan oleh aksi seorang mahasiswa yang berlari dari tribun undangangan menuju lapangan serta membentangkan poster karton bertuliskan “Sumpah Serapah 28 Oktober 2011, Mengutuk korupsi para pejabat yang tak amanah, mengutuk presiden dan wapres yang tidak mensejahterakan rakyat”.
Mahasiswa yang aktif sebagai ketua Hima Persis Jabar itu pun dikejar-kejar oleh tiga orang sampai tujuh orang paspampres. Dengan beringas dan kasarnya –seperti anjing kelaparan- pasukan paspampres itu melumat Kang Iqbal dengan tendangan dan pukulan. Seolah Kang Iqbal adalah teroris yang membawa bom.
Apa yang dilakukan Kang Iqbal tergolong nekat. Tetapi bukan tanpa tujuan, yang dilakukan mahasiswa S1 Tafsir Hadits Uin ini adalah untuk “memberikat peringatan” kepada para pejabat di lingkaran kekuasaan yang korup serta tidak mensejahterakan rakyat. Semata-mata memperjuangkan keadilan dan kemakmuran bagi rakyat.
Dengan senyum sinis -licik- wapres seperti mengamini tindakan paspampres yang mengeroyok seorang rakyat biasa yang menuntut hak-hak rakyat banyak. Seperti tidak peduli, atau “emang gue pikirin” kemudian kang iqbal diseret menuju ke luar stadion. Seolah perbuatannya menyampaikan aspirasi adalah sebuah tindakan ilegal yang patut ditindak tegas bahkan kasar.
Seperti yang disampaikan Kang Iqbal di wawancara eksklusif tvone, ia mengatakan bahwa tindakannya didasari oleh kekesalan yang terakumulasi melihat kondisi bangsa yang carut marut. Hati rakyat mana yang tak sakit, melihat alam kekayaan Indonesia dikeruk, namun perut mereka kelaparan. Siapa yang menikmati? Gayus Tambunan, Partai Politik atau Kroni Presiden?!
Setelah ditahan semalam di Mapolrestabes Bandung, akhirnya pada hari Sabtu 29 Oktober 2011, Kang Ikbal dibebaskan. Diiringi cacian dan fitnah seperti: “Iqbal sakit jiwa atau Kang Iqbal mencoreng nama baik Bandung”
Peristiwa ini mewarnai Hari Sumpah Pemuda, setidaknya jauh diatas semua itu, Kang Ikbal memberikan spirit bagi kaum marjinal Indonesia, yang bosan melihat para penguasa hanya memperingati hari Sumpah Pemuda sebagai sebuah seremonial belaka! Kang Iqbal dan Hima Persis serta semua elemen rakyat yang menginginkan keadilan dan kesejahteraan janganlah berhenti bersuara!
Ryan Alviana
Ketua PD Hima Persis Garut
KITA MAU, KITA TAHU, KITA BISA! (SUPORT IQBAL SABARUDIN)
Pada suatu kesempatan saya pernah mengajukan pertanyaan kepada seorang ustadz di pesantren. “ustadz, apa yang akan terjadi apabila seandainya dalam catatan sejarah Persis tidak ada Moch Natsir atau Isa Anshori ?”. itulah saat dimana pertama kali saya melihat raut kebingungan tercermin dari wajah ustadz.
dalam retorik perjuangan seseorang yang memiliki kepribadian ‘peduli’, tindakan yang tegas dan kritis adalah cerminan dari kesungguhan atas kepeduliannya. Kritis seperti Natsir, tegas Seperti Isa Anshori. Realitas yang terjadi selalu membawa ketidakpuasan bahkan kekecewaan. Para pemimpin bangsa itu harus memasukan satu kata lagi dalam pembendaharaan kata di kamus kehidupannya; ialah kata “arif”, alangkah indahnya apabila sang Garuda dapat terbang mengitari dunia dengan mahkota kearifan yang disandangkan oleh pemimpinnya.
Kita mau
Kami sebagai pelajar merasa sangat menginginkan keadilan terjadi untuk “sekali ini saja” disini, di tempat yang katanya keadilan sosial itu adalah untuk seluruh rakyat. Sudah bukan tren-nya lagi belajar hanya di bangku kelas, kami merasa butuh pelajaran dari para pemimpin tentang apa itu kepemimpinan, kami merasa perlu pelajaran dari para aparat hukum tentang apa itu hukum(keadilan). Mohon untuk ajarkan kami, tak perlu dengan menjadi guru kami, cukup dengan perlihatkan nilai nilai dari makna ketuhanan yang maha esa itu. Kalau Tuhan sudah esa dalam hatinya mengapa masih ada ketidakadilan, mengapa masih ada ketidakjujuran.
Kita Tau
Kita tahu bahwa waktu tak pernah menunggu, kita tau bahwa sebuah era itu akan berlalu. singgasana yang sedang kalian para pemimpin duduki akan menjadi bagian dari estapeta hidup. Kami akan tetap berbuat dan bersikap seperti yang telah kami pelajari dan rasakan sebelumnya. Mohon bantu kami, semoga kemanusiaan yang adil dan beradab itu dapat terwujud; setidaknya nanti, karena mungkin sekarang belum.
Kita Bisa
Kita mengetahui bahwa pernah ada yang mengatakan satu orang di antara kami dapat mengguncangkan dunia, sedangkan sepuluh orang diantara kalian (kacung Garuda) hanya dapat mencabut gunung semeru saja. Ingat bahwa pernyataan tersebut keluar dari mulut yang sama dengan pernyataan kemerdekaan bangsa ini. Mohon bimbingannya, semoga kerakyatan yang bijak bisa benar benar khidmat terjadi, bukan hanya menjadi sebatas pilar tanpa realisasi !
KAMI KELUARGA BESAR IKATAN PELAJAR PERSATUAN ISLAM GARUT MENYATAKAN DUKUNGAN KEPADA Sdr. IQBAL SABARUDIN DAN KEPADA HIMA PERSIS UNTUK BISA MEMPERJUANGKAN KEADILAN ATAS NAMA ALLAH SWT.
Fadjar Goemelar – Ketum IPP Garut
Sampaikan langsung Kritik dan saran (083874663554), tenang saja kita tidak punya pasukan pengaman yang akan menghadang dan menganiaya ketika aspirasi di teriakkan. ^_^
Langganan:
Postingan (Atom)